Minggu, 30 Januari 2011

288 Warga Dairi Terinfeksi TB Paru


PDF Cetak Email
Sidikalang, (Analisa)

Sebanyak 288 dari 288.166 penduduk Kabupaten Dairi dinyatakan positif terjangkit penyakit TB paru atau biasa disebut TBC (tuberculosis).

Dari 15 kecamatan di wilayah ini, penderita terbanyak ditemukan di Kecamatan Siempat nempu hulu yakni 28 orang dan terendah di Kecamatan Parbuluan tercatat 4 orang. Namun angka itu bukan indikator resmi penyebaran dimana posisi dimaksud dicapai mungkin saja karena sikap pro aktif petugas medis maupun kesadaran penduduk.

"Pencapaian minim bukan berarti infeksi sedikit. Mungkin saja Gairah kerja belum sebagaimana diharapkan. Data itu, diperoleh melalui Gerakan Sayang Dahak yang dicanangkan agustus 2010 melalui swadaya," kata dr Nitawati Sitohang Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, Senin (24/1) di Sidikalang.

Statistik tersebut merupakan laporan pada posisi triwulan III tahun kemarin. Perkembangan triwulan IV sedang tahap perampungan. Dia berharap, pengidap tidak dikucilkan dari interaksi sosial sebab penyakit itu benar-benar dapat disembuhkan.

Justru sebaliknya, perlu diberi motivasi. Jika mengikuti petunjuk, penderita perdana dapat sembuh kurun waktu enam bulan sedang kartegori lainnya semisal lantaran kambuh akibat kurang intensif melakukan kontrol, rata-rata tertangani selama 9 bulan. Korban atau keluarga diminta terbuka bila merasa ada kelainan menyangkut pernafasan melalui konsultasi ke puskesmas terdekat.

Tahun 2011, ujar Nitawaty, institusi ini menerima alokasi anggaran sebanyak Rp 600 juta. Sehubungan itu, ditargetkan angka suspect positif mencapai 461 orang. Pihaknya menerapkan model "jemput bola" yakni mendatangi penduduk door to door.

Ditekankan, seluruh pasien dibebaskan dari biaya. Jadi, warga tidak perlu ragu memeriksakan dahak ke puskesmas terdekat. Penanganan, sepenuhnya dapat dilakukan di desa asalkan mengikuti arahan. Tak perlu di RSU Sidikalang atau lembaga setingkat. Petugas medis punya pengetahuan cukup bagi pemulihan.

Diutarakan, kondisi penyakit TB paru bagai gunung es. Tidak terlalu menyolok di permukaan tetapi sebarannya mengkawatirkan. Satu dua orang saja di sekeliling kita terserang, potensinya bisa melumpuhkan banyak sendi kehidupan masyarakat termasuk berdampak pada perekonomian.

Ditambahkan, pihaknya sangat serius memutus rantai penyakit guna menyeleraskan program nasional dengan daerah demi mewujudkan masyarakat sehat.

Bupati, KRA Johnny Sitohang Adinegoro berobsesi, tahun ini masalah tersebut tuntas bersama penanganan kasus gizi buruk. (ssr)

http://www.analisadaily.com